Imbas Badai Anggrek, 10 Padukuhan di Kulonprogo Mati Listrik Lima Hari
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Badai atau Siklon Tropis Anggrek yang membuat hujan turun berhari-hari pada pekan lalu mengakibatkan 10 padukuhan di Kulonprogo mati listrik selama lima hari.
Badai Anggrek berimbas pada hujan disertai angin kencang. Akibanya, banyakn pohon tumbang menimpa jaringan listrik PLN di Kalurahan Purwosari, Girimulyo. Sambungan listrik di wilayah setempat pun putus sejak Rabu malam (16/1/2024). Tak hanya menimpa kabel listrik, pohon tumbang di kawasan pegunungan di Bumi Binangun ini juga menyebabkan robohnya tiang listrik.
Advertisement
Pada Senin (22/1/2024) siang, jaringan listrik dipulihkan dan listrik kembali menyala. Selama lima hari sebelumnya, 10 padukuhan di Purwosari kesulitan mengakses listrik.
BAA JUGA: Ada Badai Anggrek, Cempaka, Dahlia, Ini Penyebab Siklon Tropis Diberi Nama Bunga
"Sebelum Badai Anggrek ini seluruh padukuhan sudah kerja bakti mengantisipasi pohon tumbang, kami memangkas pohon yang berpotensi tumbang ini pada Minggu (6/1/2023), tapi ternyata masih juga ada yang tumbang," kata Carik Kalurahan Purwosari, Khoriyah pada Senin (22/1/2023).
Gara-gara listrik mati selama lima hari ini, jelas Khoriyah, aktivitas warga Purwosari terhambat. Proses pendidikan di sekolah terganggu. Kegiatan administratif di kalurahan juga terhambat. "Banyak warga yang menggunakan rice cooker, mesin cuci, kulkas, dan terutama penerangan terdampak, di sekolah proses belajar juga terhambat. Untuk administratif kalurahan kami sampai harus cari sinyal ke luar desa, karena Internet terputus," jelasnya.
Khoriyah menerangkan kawasan perbukitan di kalurahannya menjadi sebab utama pemadaman listrik ini. "Tidak hanya karena pohon tumbang, sebelumnya memang sengaja dipadamkan untuk mengantisipasi jaringan listrik rusak. Memang kondisinya seperti ini, kami juga tidak bisa menyalahkan PLN," terangnya.
Petugas PLN, lanjut Khoriyah, juga sudah berusaha maksimal mengatasi gangguan listrik ini. "Kami koordinasi dengan petugas PLN, mereka cepat merespons, ini bagi kami memang kondisinya begini. Alhamdulilahnya kami ada genset di kalurahan, sebagian warga juga pakai genset meskipun tidak seluruhnya," ceritanya.
BACA JUGA: Badai Siklon Anggrek, BPBD DIY: Dampak Lebih Banyak di Selatan
Manajer PLN ULP Wates Zaki Mubarok menjelaskan selama beberapa hari terakhir saat Bumi Binangun dilanda Badai Anggrek, banyak pohon tumbang yang menyebabkan jaringan listrik terputus. "Terutama di wilayah pegunungan utara Kulonprogo, seperti Girimulyo," katanya, Senin siang.
Ada 10 tim PLN yang dikerahkan untuk menangani putusnya jaringan listrik. "Sudah kami kerahkan. Semuanya ada 10 tim. Satu tim ada dua sampai enam orang. Terlalu banyak pohon tumbang, jadi perlu antre penanganan," ungkapnya.
Meski demikian, PLN Wates telah menyelesaikan semua jaringan yang terputus. "Listrik di Purwosari sudah tersambung lagi, kami himbau masyarakat yang mengetahui jaringan listrik putus untuk menghubungi kami lewat PLN Mobile," ujar dia.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Siklon Tropis Anggrek yang berada di sebelah barat daya Bengkulu mulai melemah dan menjauhi wilayah Indonesia. Namun, BMKG mengingatkan agar tetap waspada potensi gelombang tinggi hingga empat meter di beberapa wilayah perairan pada 22-23 Januari 2024 karena Badai Anggrek masih berdampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia. Siklon ini terdeteksi awal pekan lalu dan menyebabkan hujan berhari-hari di sejumlah wilayah Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Aset Kasus Judi Online Komdigi Senilai Rp167 Miliar Disita Polisi, Ini Rinciannya
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Bawaslu Jogja Petakan Kerawanan TPS Saat Pilkada
- Meracik Jamu, Tidak Serumit yang Anda Pikirkan
- Asitantra Bakal Gelar K'wari dengan Lakon Misteri Bengawan Sore Ampak-ampak Ing Panolan
- KPU Kota Jogja Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi Saat Pilkada, Ini Caranya
- Tutup Kampanye, Harda KiswayaTerima Aspirasi Petani dan Warga Berbah
Advertisement
Advertisement